Sabtu, 24 Desember 2011

UJUNG CINTA

Kata cinta selalu bergema dan rasanya tak mudah musnah
Kata hati cinta selalu berbeda selayaknya rencana yang sebenarnya
Dari seorang yang belum siap menjadi siap kemudian tentukan sikap
Dari sebuah tindakan yang belum matang kuanggap mentah setelahnya binasa......

Saat ini aku ini bertanya kepadanya … ?
Dan sampai pertanyaan ini datang aku pun penuh ketidaktauan
Seperti seekor kunang-kunang di perbukitan wanareja
Dalam gelap terbang melayang kusaksikan hilang dikegelapan..…

Dahulu… betapa hebatnya pernyataan kerinduan ditiap keinginan
Di tiap waktu dan terlebih lagi ketika malam terasa sepi
Di tiap nafas selalu berharap dekat denganya sepanjang masa
Disemua kesempatan yang terimpikan hidup bersamanya.
Sampai suatu ketika terlihat mimpi-mimpi mata kecil yang indah
Dan obrolan-obrolan kemesraan sebagaimana batas kedewasaan…..

Masa itu menghimpun pembukaan kekuatan yang didambakan
Biarkan kuhitung sampai kedalaman, lebarnya dan tingginya mencintai
walau melihatmu dengan matahari ataupun cahaya lilin
Cinta ini tujuan yang selalu mencapai ke penghujung
Dan tidak akan memikirkan hari-hari yang berlebih
Seperti malam dari iklim tak berawan dan langit berbintang
Melunak dengan cahaya yang lembut dan mencolok surga untuk hari yang kusangkal

Ditempat yang teduh satu sinar dapat berkurang,
Sudah setengah terganggu hanya karunia tak bernama
Mana gelombang rindumu di setiap gejolak yang mencerahkan
Di mana pikiran tenang kata manis yang terungkapkan
Bagaimana kemurnian yang lembut dan begitu tenang,,,,,,

Aku mencintaimu dengan nafas,
dengan senyum, dengan air mata,
Dan dengan semua kehidupanku ! Dan Jika boleh aku memilih
Aku akan tetap mencintaimu lebih baik setelah kematian nanti

Rabu, 14 Desember 2011

SEPERTI AIR

Seperti air... dan air - air lainya... membasah, melembab, menghilang dan bersatu dalam lautan asin...

Seperti air yang
mengalir dan terus kemana... tak bermuara sampai mengering dan hilang meragukan...

Seperti air yang memuai dan terbang...

menjadi oksigen ataupun embun di sela pagi....

Kini meraut wajah dikesampingkan dan dilukiskan
mengumpulkan bintang anggap saja sebuah barang masuk keranjang...

Kini bimbang dalam relung di malam kumerenung

mengepak-ngepak kesal sendiri mendominasi....

Kau cintaquh... masihkan mimpimu seperti air di waktu lalu
Kau manisquh... cobalah mencampurkan air dengan madu kesukaanmu...
seperti halnya pikiran linglung yang membuat tenang dan atau layaknya nikmati kondisi yang tak terpahami...

Ada harapan kecil di tiap waktun yang membungkam
dan menunggu
hingga jemu tak terhenti yang mengabari
Ada pikiran picik tinggalkan saja ah
tak terbiasa
mencari cela menghindari ketika tertanya....


Kurindukan pagiku untuk mendengar nada sendu
Kugemakan nada pertamaku untuk mengucap selamat pagi
seperti embum basah, dingin dan sulit dicerna tapi indah menuainya bersama impianku.....

Seperti air... kau dan aku akan mengering atau bersatu dilautan......


Bank Dunia Dalam Bisnis Online